Senin, 30 Juni 2014

Aku Dan Vetpagama di Goa Jomblang Yogyakarta

Jomblang, merupakan nama gua vertikal yang terletak di daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Goa ini memiliki ketinggian 40 sampai dengan 80 meter dan terdapat hutan purba yang rapat di dasarnya.  Karena keunikan dan keindahannya, saya dan teman saya pun memilih dikjut pertama kami di gua ini. Kami berangkat dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM pukul 19.45 WIB. Perjalanan menuju tempat tujuan pun tak mulus, kami harus melewati jalan yang cukup sempit, terjal dan gelap karena kebetulan kita berangkat pada malam hari. Perjalanan ke goa Jomblang memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai di tempat tujuan. Mungkin sudah menjadi hukum alam, semakin sulit dijangkau dan semakin besar  pengorbanan akan berbanding lurus dengan hasilnya. Kami tiba di Resort Jomblang Cave tepat pada pukul 21.56 WIB. Karena sudah terlalu larut kami pun bersiap-siap untuk beristirahat di pendopo yang telah disediakan.
Kami bangun pukul 03.30 pagi dan bersiap untuk bersih-bersih badan. Setelah itu kami mulai mengecek semua alat dan tali yang akan digunakan untuk caving. Tuntas pengecekkan, kamipun bergegas untuk sarapan dan dilanjutkan memakai baju yang digunakan untuk caving atau biasa disebut coverall, helm dan sepatu boot. Pada pukul 07.30 pagi, kami mulai berjalan kaki dari pendopo menuju tempat yang akan digunakan untuk turun. Pemandangan hijau yang indah menyambut kedatangan kami, namun besarnya mulut goa yang menganga sedikit membuat saya deg-degkan. Petualangan menuju perut bumi pun dimulai. Karena beberapa hal yang perlu dipertimbangkan kami mengambil jalur dengan lintasan terpendek atau biasa dikenal dengan jalur VIP. Kami mulai membuat engker dan memasang tali pada jalur tersebut. Kira-kira 15 meter pertama dari teras jalur VIP ini merupakan slope yang masih bisa ditapaki oleh kaki. Setelah itu dilanjutkan dengan turun secara vertikal dengan tali kira-kira sepanjang 20 meter untuk sampai di dasar gua.
Tepat pukul 12.30 siang, kami semua sudah berada di dasar gua Jomblang. Setelah beristirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan untuk menyusuri indahnya goa Jomblang. Hutan yang tumbuh di dalamnya ternyata memiliki beberapa tumbuhan yang langka, ada yang bilang itu merupakan tumbuhan purba yang sudah punah. Di sini terdapat tumbuhan yang menyerupai daun seledri  besar dan juga terdapat tumbuhan cabe berwarna merah dengan ukuran yang cukup besar juga. Sambil menelusuri hutan di Goa Jomblang, kami pun dibekali kompas, kompas klino dan meteran untuk melakukan mapping. Mapping adalah cara bagaimana kita mendapatkan gambaran bentuk gua dengan melihat sudut derajat, ukuran serta kemiringannya, dan itu merupakan salah satu tugas dari dikjut kami ini.
Pengalaman pertama memasuki goa Jomblang ini gelap, lembab dan cukup berlumpur sehingga membuat kami agak kesulitan melangkah. Karena mulai masuk ke dalam semakin gelap, kami pun hanya mengandalkan headlamp untuk membantu penglihatan dan juga mapping. Tak hanya itu, karena ukuran goa yang sangat lebar membuat kami kewalahan dalam melakukan mapping, namun hal itu tidak menyurutkan niat kami untuk menjelajahi indahnya dunia perut bumi tersebut.
Ternyata waktu berjalan lebih cepat dari pada penelusuran kami. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 sore, akhirnya kami sudahi perjalanan kami. Sebenarnya kami masih ingin menuntaskan perjalanan kami sampai di dasar goa grubbuk, yang katanya terdapat aliran sungai yang cukup deras dan keindahan cahaya surga yang tak terbantahkan. Jomblang dan Grubbuk di hubungkan dengan sebuah lorong sepanjang 300 meter menurut sumber disalah satu media cetak. Aneka ornamen cantik turut menghiasi sepanjang lorong ini. Namun karena saat ini merupakan musim penghujan, membuat kami mempercepat langkah untuk naik ke atas agar tidak terlalu sore dan disambut oleh air hujan. Meski kecewa tidak sampai Grubbuk namun kita senang, karena setidaknya sudah menjelajahi hutan dan sempat melihat cantiknya ornamen di lorong goa.
Semua anggota yang ikut turun ke goa sampai atas sekitar pukul 17.45 sore menjelang maghrib. Rasanya capek dan perut mulai bergemuruh. Secepatnya kita langsung membersihkan badan, setelah itu anggota yang masih tinggal di atas dan tidak ikut turun telah mempersiapkan hidangan yang luar biasa. Kami pun menyambut santapan spesial itu dengan senang hati. Setelah makan kita langsung packing dan mengecek peralatan kembali. Kemudiaan pada pukul 19.25 malam, kita pamit pada penjaga resort dan kepala dukuh yang telah memberi izin kami. Setelah itu langsung menuju FKH UGM tercinta. Sungguh perjalanan dikjut yang luar biasa dan tentunya tak memberikan rasa kapok untuk menelusurinya kembali.

 

MERPATI PAGI Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template